Kecewa

Pepatah mengatakan, seperih-perihnya luka namun lebih perih menahan kecewa.

Perjalanan dakwah kampus bukan hanya hitungan hari atau bulan. Ia sudah berjalan puluhan tahun silam. Dan sudah pasti proses perjalan itu membutuhkan pengorbanan; energi, waktu dan sebagian uang makan disisihkan bahkan ada yang merelakan masa studinya habis ditelan waktu yang tiada kepastian.

Apakah cuma itu pengorbanan mereka? Tentunya tidak. Ide besar yang ia tuliskan dalam lembaran sejarah dakwah kampus tidak dapat diukur dengan materi, tidak dapat dihitung dengan kalkulator apalagi hanya diganti dengan imbalan ”makan malam”.

Jihad siyasi, ya jihad siyasi. Bulan ini dihimbau optimalisasi jihad siyasi.
Entah apa yang dapat kita persembahkan, sepertinya semuanya telah kita berikan termasuk satu semester penentuan stadipun sudah sedikit terabaikan. Ungkap salah seorang ikhwan yang pernah menjadi ”penguasa” dakwah kampus disalah satu universitas negeri kota pendidikan Ngayogyakarta.

Tapi, ada yang cukup mengganggu perasaannya ketika mengetahui tidak seriusnya ADK menanggapi talimat tandzim. Rasa kecewa muncul seiring proses kaderisasi, mungkinkah ada kesalahan dalam proses kaderisasi? Munculnya disorientasi dakwah mulai terasa hingga rela mengorbankan syariat yang menjadi idealisme kader. Ikhtilat sudah sulit dihindarkan, jam malam akhwatpun sudah tak dihiraukan. Dimanakah izzah dakwah ADK sekarang?

Ada penomena yang menarik diakhir-akhir ini. Banyaknya ADK yang mulai sombong dengan kekuatannya, hingga tega melihat para muasis dakwah siang-malam dan terkadang hanya cukup tidur satu jam berjuang jihad siyasi; dari masing rontek sampai program Spreading, tapi masih banyak ADK yang tidak pernah melakukannya.

Tidakkah mereka merasakan, padahal kita juga pernah menjadi ADK? Ungkap seorang Ikhwah dengan lirih.
2 Responses
  1. Rud Al Khoir Says:

    salam ukhuwah...
    "ayo...tabayunkan...siapa tahu ini ada yang salah dengan dakwah ini, proses komunikasi menjadi syarat yang utama ketika kita berada dalam sebuah jamaah", dewasalah...jangan membuat bingung para jundi-jundinya, jadikan ini senagai pelajaran yang berharga dan tidak ada yang salah dalam hal ini...semuanya benar"oke...bro...solidkan lagi barisan dakwah ini,,,,jangan ada sekat diantara kita.


  2. Anonim Says:

    Mungkin saja memang ada yang salah dengan proses kaderisasi, sebab untuk menjalankan sebuah taklimat tentu dibutuhkan kefahaman dari kader (al fahm). Namun sebelum menyimpulkan ke arah sana, perlu adanya tabayun, sebab kemungkinan juga ada alasan yang syar'i.

    Kalau terbukti banyak kader yang 'mbalelo'--melanggar tanpa alasan syar'ie, ya brarti proses kaderisasi harus dievaluasi, atau bahkan direformasi.