Masjid Peradaban

Masjid merupakan institusi paling penting dalam sejarah peradaban Islam. Bangunan pertama di muka bumi yang dibangun oleh bapak moyang manusia, Nabi Adam AS, adalah Ka’bah. Kemudian bangunan itu direnovasi oleh the religious father, Nabi Ibrahim Kholilullah beserta sang putra, Nabi Ismail. Ka’bah itu kemudian menjadi kiblat saat shalat dan merupakan pusat kegiatan ibadah haji bagi umat Muslimin.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS.Al Imran:96)

Dakwah Rasullah SAW pada era Makkah dimulai secara rahasia, mulai dari keluarga dan kerabat, dengan menggunkan pendekatan individual. Tempat pembinaan kader pada masa awal Islam yang terkenal adalah Dar al-Arqom, rumah yang berada dalam lingkungan Masjidil Haram. Masjid sebagai wadah belajar berakar kuat sejak awal kehadiran Islam pada Abad ke-6.

Ketika Rasulullah Isra’ Mi’raj, masjid menjadi tempat bertolak dan persinggahan utama. Rasulullah isra’ dari Masjidil Haram (di Makkah) ke Masjidil Aqsha (di Palestina), kemudian mi’raj menuju Sidratul Muntaha. Hasil dari Mi’raj adalah perintah shalat yang merupakan tiang agama. Shalat menghendaki Masjid sebagai tempatnya, terutama shalat berjamaah.

Pada saat perjalanan hijrah ke madinah, Rasulullah singgah di desa Quba dan membangun masjid. Agenda pertama setelah tiba di madinah adalah membangun masjid, disalah satu sudutnya (ash-Shuffah) di gunakan sebagai tempat pengajaran sekaligus sebagai tempat penginapan bagi para shahabat yang miskin dan belum menikah. Rasulullah membangun masjid, bukan istana. Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, sekaligus tempat akademis, melainkan juga menjadi simbol politik kehadiran Islam. Di masjid itu, umat Islam dari beragam latar belakang sosial-budaya, baik muhajirin maupun anshar, suku Aus dan Khazraj, dipersaudarakan atas dasar iman.

Setelah Masjid Quba dan Masjid Nabawi di Madinah berdiri, umat Islam dipersatukan dalam semangat persaudaraan atas dasar iman, umat Islam meraih kemenangan dan kemajuan yang membuat iri dan gentar ahli kitab dan kaum musyrikin. Abu Amir Ar-Rahib seorang pendeta Kristen dari suku Khazraj berinisiatif menggalang kekuatan dengan meminta suaka dari Romawi dan berkualisi dengan kaum musyrikin Quraisy di Makkah untuk memecah belah umat Islam. Dengan licik, Abu Amir mendirikan Masjid Dhirar dengan alasan memfasilitasi kaum muslimin agar memperoleh kemudahan dalam melaksanakan ibadah, terutama dimalam hari. Padahal masjd itu didirikan sebagai taktik untuk mengganggu, memusuhi, dan memecahbelah umat Islam. Peristiwa ini di abadikan dalam Al Qur’an, surat At Taubah ayat 107-108.

Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk memecah belah diantara orang-orang yang beriman serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu. Mereka dengan pasti bersumpah, “ Kami hanya menghendaki kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah engkau melaksanakan shalat dalam masjid itu selama-lamanya…. (QS. At-Taubag:107-108).

Perjalanan dakwah rasulullah itu yang menjadi inspirasi umat muslim sedunia bahwa kejayaan islam itu ditandai oleh berdirinya masjid-masjid yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan. Allah berfirman :

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (At Taubah : 18)

Sudah semestinya para pemuda muslim terutama para aktivis dakwah untuk menambatkan hatinya pada masjid. Masjid merupakan sentral tarbiyah ruhiyah, tarbiyah islamiyah sekaligus pusat kebudayaan umat manusia. Allah tidak hanya menjanjikan syurga bagi yang memakmurkanya sebagaimana sabda Rasullah “Siapa yang pergi ke masjid, maka Allah akan menjanjikan baginya syurga setiapkali ia pulang balik ke masjid.” (Muttafaq ‘alaih). Akan tetapi Allah juga mengancam kehancuran umat manusia yang bermegah-megah dalam membangun masjid yang bertujuan untuk memecah belah umat muslim.

Sejarah kejayaan Islam tidak berwal ari istana megah, bukan dari bangunan pencakar langit dan juga tidak hadir dibangku kuliah. Kejayaan islam hadir dari bangunan kecil yang didirikan atas dasar ketakwaan kepada Allah, kemudian bangunan itu digunakan untuk beribadah kepada Allah dan mengkaji ilmu-Nya agar mampu mempertahankan Aqidah serta meningkatkan iman dan takwa. Bangunan itu adalah Masjid.

0 Responses